Ada Gula Ada Kopi, Ada Kopi Ada Gula

00.08.00 Posted In Edit This 1 Comment »
Hari-hari yang kering akhirnya pun berlalu. Setetes demi setetes air jatuh dari awan membasahi jalanan. Langit yang tampak membiru cenderung abu-abu meliputi hampir semua jalanan di depan sebuah "coffee shop". Udara dingin membuat tempat itu rame dikunjungi oleh orang-orang yang hanya sekedar menghangatkan badan. Sekedar menggambarkan tempat tersebut memang tidak menggunakan "aer kondisioner" dan lampunya juga cuma bohlam kuning, jadi pas de yang mau hangetin badan. Walaupun tempat kayak begitu pelayannya tidak sembarangan mereka dilatih cara bikin kopi mulai dari yang paling dasar banget. Mulai dari metik kopi langsung dari pohonnya sampai bikin gula langsung dari pohon tebunya. Seperti pepatah mengatakan "Ada gula ada kopi, ada kopi ada gula".


Ketika air yang jatuh dari awan mulai tersendat-sendat, datanglah pelanggan tetap kafe tersebut bersama temannya yang biasa selalu diajak menderita bareng meskipun ada seneng-senengnya tapi tetep aja kebanyakan menderitannya. 


Biarpun tu tempat uda rame banget tapi masi maksa aja buat masuk. Maklum dimana lagi tempat nongkrong yang murah meriah. Setelah lama nunggu, akhirnya dapet juga tempat duduk. Seperti biasa pelayan yang melihatnya males buat ngelayaninya. Mending pura-pura ga liat tu orang. Setelah lama menunggu sambil ngitungin banyaknya orang yang keluar masuk akhirnya dapet juga tempat duduk. Perjuangan belum berakhir, setelah dapat duduk, mereka harus nunggu lagi karena tidak ada juga pelayan yang menghampirinya. Pelanggan itu pun akhirnya membuka mulutnya untuk mengucapkan sepatah dua patah kata. Sang pelayan yang mendengarnya dengan sangat terpaksa melayani orang tersebut. Tatapan mata yang bercahaya dan berlinang air obat tetes mata membuat hati pelayan itu pun luluh lantak. 


Tak lama kemudian datanglah dua buah gelas berisi cairan berwarna hitam. Sambil berbincang-bincang dengan teman sependeritaannya pelanggan itu menikmati kopi gratisannya yang ke-99 kalinya, mungkin bila dia datang lagi maka akan menjadi gratisan yang ke-100 dan berhak mendapatkan sebuah piring cantik. Namun, untuk kali ini dia bertekad untuk membayarnya karena kalo dapet piring cantik mau diapain tu piring. Susah ngurusnya namanya juga piring cantik.


Tidak terasa kopi itu habis, lagian juga hari sudah mulai malam. Pelanggan tersebut memutuskan untuk segera pulang sebelum air dari awan tumpah lagi. Hari ini lain dari hari-hari sebelumnya, sang pelanggan datang ke meja kasir untuk membayar kopi yang diminumnya sekalian dengan punya temannya. Kasir tersebut bingung dengan keajaiban yang terjadi mungkin ini pertanda akan datangnya sesuatu. Kasir itupun bilang bahwa kopi tersebut gratis karena air yang digunakan juga gratis dari air hujan dan bubuk kopinya gratis dari hasil sisa kopi kemarin. Rasa berat hati dan tidak enak perut pelanggan pergi meninggalkan tempat tongkrongannya. 


1 comment:

friska mengatakan...

cieeeee.......
kali ini kedai kopi toh....
besok apa???
cafe semur jengkol lg....
hehehehehehehehe
lucu pas ad kata "ngutang melulu"
heheh
sama yang "kopinya terbuat dari air hujan sama kopi bekas kemaren"
kata2 itu bner2 lucu
hehehehe
tapi critanya bagus ko
salut bwt koko adi...
hehehe...
kali ini dei yang post comment...
hehehe...